Sabtu, 26 Maret 2022
Taman Baca (ke-30)
Rabu, 23 Maret 2022
Blog sebagai Sarana Pembelajaran (ke-29)
Jika keluarga rata-rata awam teknologi informasi, guru bisa membantu siswa dengan bertatap muka via daring atau bertemu langsung dengan para orang tua dan mengajarkannya cara membuat blog dengan etika bersosial media. Guru bahasa Indonesia dan bahasa Inggris dapat menggunakan blog untuk mengajarkan reading dan writing. Jika speaking dapat melalui zoom atau whatsApp call. Penggunaan blog sebagai sarana pembelajaran adalah salah satu alat untuk mengajar atau belajar.
Tidak saja guru Bahasa Indonesia atau guru Bahasa Inggris, guru mata pelajaran lain juga sebaiknya melengkapi diri dengan kemampuan menulis. Karena menulis memang aktivitas mendasar dalam proses pembelajaran. Tentang media yang digunakan tergantung pada kemampuan seorang guru untuk menggunakannya. Pilihlah media yang dianggap mudah untuk meningkatkan ilmu dengan berbagi kebaikan dengan murid-murid, rekan kerja, dan banyak orang.
Lombok Timur, 23 Maret 2022
Kamis, 17 Maret 2022
Resume Mendunia (Pertemuan ke-25 BM PGRI Gelombang 23-24)
Jumat, 11 Maret 2022
Poin Buku pada Kenaikan Pangkat (pertemuan ke 24)
Kamis, 10 Maret 2022
Menulis Autobiografi (Pertemuan ke-23)
Hidup adalah rangkaian kisah
Yang saya hormati Bapak Ibu narasumber di WA grup penulis yang saya hormati Bapak Ibu beserta penulis yang luar biasa yang saya hormati yang pertama Mari kita memanjatkan rasa syukur kita kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta'ala atas rahmat Hidayah kesehatan keselamatan yang dilimpahkan kepada kita semua sehingga pada hari ini kita bisa menyelenggarakan pembelajaran menulis yang kedua semoga shalawat dan salam tetap terlimpahkan kepada Uswah Hasanah kita Rasulullah Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam keluarga sahabatnya pengikutnya hingga kita semua
Paragraf di atas adalah rangkaian kalimat pembuka narsum yang terekam dengan fitur voice typing. Fitur ini berfungsi menuliskan secara otomatis pesan suara melalui google document yang tersedia dalam google workspace for education yang dapat diakses melalui akun belajar.id yang diberikan secara gratis kepada satuan pendidikan di bawah naungan Kemendikbud Ristek. Kalimat pembuka tersebut tersimpan dalam file https://bit.ly/3hQYzST.
Peserta pelatihan sudah berada pada sepertiga bagian terakhir kegiatan belajar menulis. Saya melihat semangat peserta makin menyala. "Ambisi" peserta menerbitkan buku solo terus memuncak. Saya membayang kebanggaan yang menjulang menyentuh langit jika nanti peserta berhasil menggoda penerbit untuk mencetak serakan resume yang telah berubah bentuk menjadi buku.
Saya sendiri mengalami semacam kemunduran semangat sejak pertemuan ke-20. Saya selalu terlambat mengumpulkan resume pada tiga pertemuan terakhir. Kondisi ini sebenarnya disebabkan oleh beberapa pekerjaan di sekolah yang sifatnnya sangat mendesak. Di samping itu, ada juga urusan keluarga yang membuat saya harus terlibat di dalamnya.
Sebagai bagian dari kehidupan sosial, saya juga harus memperlihatkan empati atas meninggalnya salah satu warga sekaligus kerabat dekat di kampung. Tradisi tahlilan sampai sembilan malam mengharuskan saya meninggalkan meja komputer setiap kali harus berhadapan dengan jadwal pertemuan belajar menulis.
Sementara di lokasi tahlilan, kebiasaan yang berlaku sejumlah warga tidak langsung pulang. Mereka terpasung dalam obrolan dari satu topik ke topik lain sebagai bentuk takziyah untuk keluarga yang mengalami musibah. Pada titik ini, saya selalu ikut terpasung di rumah duka mengambil bagian dari obrolan itu. Saya merasa tidak nyaman untuk pulang lebih dulu. "Takut tidak dibukakan pintu", adalah seloroh pamungkas di kalangan para suami kalau melihat salah seorang di antara kami pulang duluan.
Lalu apa urgensinya menulis autobiografi? Narsum menulis,
"Cerita orang orang hebat itu menginspirasi, KH Usairon mengatakan cerita orang orang sholih itu meningkatkan iman, oleh karena itu eman rasanya kesuksesan yang Bapak Ibu raih apabila tidak ditulis dalam biografi. Agar bisa menginspirasi orang lain. Menginspirasi keluarga dan keturunan kita."
Saya memaknai penggalan materi yang disampaikan narsum di atas bahwa di balik perjalanan hidup seseorang selalu ada pengalaman yang meninggalkan jejak positif. Kehidupan dengan alur paling datar sampai hidup penuh konflik yang dialami seseorang, selalu ada kemungkinan dinamika yang dapat dijadikan pelajaran.
Hidup adalah rangkaian cerita, jalinan kisah, atau rentetan pengalaman seseorang atau sekelompok orang dalam interaksinya dengan orang lain, hubungannya dengan alam, bahkan komunikasi dengan dirinya sendiri. Tidak seorangpun lebih memahami dirinya selain dirinya sendiri. Maka penting untuk membuat lukisan tentang perjalanan hidup itu dalam sebuah kanvas autobiografi atau otobiografi.
Autobiografi adalah catatan riwayat hidup yang ditulis oleh diri tokoh sendiri. Autobiografi tidak hanya dapat ditulis oleh orang-orang tersohor atau tokoh-tokoh besar. Orang biasa pun juga dapat menuliskan autobiografinya sendiri. https://bit.ly/3vPadWG. Artinya setiap orang dapat mengisahkan dirinya sendiri jika mampu menarasikannya dengan baik.
Autobiografi secara uumum memiliki ciri yang sama dengan karya prosa pada umummnya. Ada tokoh, alur cerita, sudut pandang, latar belakang (situasi, tempat, dan waktu), konflik dan berbagai unsur sastra lainnya. Hal yang membedakannya dengan karya sastra fiksi adalah terletak pada kisah nyata perjalanan hidup, memperkenalkan tokoh, bertujuan memotivasi orang lain. Autobiagrafi bisa ditulis oleh tokoh itu sendiri atau orang lain.
Jika anda melamar suatu pekerjaan, atau dipromosikan ke jenjang pangkat yang lebih tinggi, buku biografi bisa disertakan dan itu menjadi nilai plus bagi anda. buku biografi juga sebagai syarat penting di bidang pendidikan
Tahapan dalam penyusunan autobiografi adalah 1) penentuan judul, 2) Latar belakang kelahiran, pendidikan dan pekerjaan, dan 3) Hasil Karya atau Prestasi yang dimilikinya.
Lombok Timur, 10 Maret 2022
Selasa, 08 Maret 2022
Menulis Saat Sakit (Pertemuan ke-22 BM PGRI)
Minggu, 06 Maret 2022
Belajar Menulis PGRI
Menulis, pada banyak orang, acapkali dipersepsikan sebagai kegiatan yang sulit dan dipercaya merupakan keterampilan bawaan. Persepsi ini bisa jadi setara dengan persepsi banyak orang tentang sulitnya pelajaran matematika, kimia, atau fisika. Banyak orang bisa berbicara tanpa jeda tetapi kehilangan kata-kata saat diminta menulis. Pikiran dan jemarinya kaku ketika kegiatan berbicara diganti dengan menulis.
Sebagai keterampilan bawaan, menulis dipercaya sebagai keterampilan yang melekat begitu saja tanpa proses belajar. Anggapan ini mengandaikan bahwa keterampilan menulis tidak dapat dipelajari atau dilatih. Menulis bagai sebuah kesaktian yang diwarisi seorang tokoh pendekar dalam cerita dongeng secara turun temurun tanpa latihan khusus.
Pada dasarnya, keterampilan menulis sama dengan keterampilan lainnya. Diperlukan proses belajar agar keterampilan menulis itu berkembang. Dibutuhkan latihan serius dan konsisten agar kemampuan itu dapat dicapai. Seseorang harus terus berlatih menata kata dan menyusun kalimat agar kemampuan menulisnya terasah.
Menulis memang tidak saja membutuhkan kemampuan berfikir tetapi juga kemampuan berimaginasi. Seorang penulis harus mampu menggunakan kekuatan imaginasinya dalam membuat narasi tentang pikiran dan pengalamannya.
Nurgiyantoro, dalam buku Teori Pengkajian Fiksi, menjelaskan bahwa keterlibatan daya imaginasi penulis tidak saja dalam proses penulisan karya fiksi tetapi juga dalam tulisan yang mempergunakan data dan peristiwa faktual seperti surat kabar dan majalah. Imaginasi dalam pandangan Nurgiyantoro bukan semata-mata sesuatu yang bersifat khayali atau rekaan belaka. Imaginasi juga sekaligus “kemampuan mencipta”. Pada titik ini, kemampuan mencipta sesungguhnya melibatkan proses kreatif yang tentu saja membutuhkan kemampuan berfikir.
Uraian di atas merupakan sebagian kecil materi yang saya peroleh dari pelatihan belajar menulis daring asuhan Wijaya Kusuma atau Om Jay. Sebuah kelas menulis gratis melalui aplikasi Whatsapp. Mungkin banyak orang memiliki keraguan bahwa pelatihan dengan menggunakan aplikasi WA tidak efektif atau capaian tujuan tidak optimal.
20 hari pertama saya belajar banyak hal dari pelatihan tersebut. Salah satunya, keberhasilan pelatihan bukan tergantung pada kemewahan dan kecanggihan media yang digunakan. Pelatihan belajar menulis PGRI membuktikannya. Kegiatan ini telah berhasil melahirkan penulis-penulis muda. Bahkan di antara penulis itu mulai karier menulis saat usianya 55 tahun.
Apa kuncinya? Ternyata menulis itu sangat tergantung pada motivasi internal seseorang. Kemauan yang kuat, komitmen dan konsistensi, dan motivasi diri adalah kunci keberhasilan.
Dalam proses belajar itu saya bertemu dengan banyak orang dari berbagai penjuru tanah air dengan latar belakang sosial, budaya, dan agama yang beragam. Berada dalam kelas menulis itu, saya seakan berjumpa dengan orang-orang berambut keriting sampai berambut lurus atau berada dalam sebuah ruang bersama rekan-rekan tanah air dengan logat khas daerah masing-masing.
Namanya saja belajar menulis. Untuk melatih kemampuan menulis peserta harus praktek membuat tulisan. Tugas menulis yang diberikan tergolong sangat sederhana. Tugas menulis hanya terkait dengan materi pelatihan yang disampaikan setiap narasumber. Peserta pelatihan tidak dituntut untuk membuat tugas berat dengan mencari ide populer atau tema-tema yang tengah digandrungi publik. Konsep pelatihan seperti ini membuat peserta mengikuti pelathan seolah tanpa beban. Saya sendiri (mungkin juga peserta lain) merasa membuat tugas menulis seperti menulis notulensi hasil rapat. Ini sesuatu yang bagus untuk meletakkan pondasi kemampuan menulis.
Peserta menikmati pelatihan karena diberikan kebebasan untuk membuat tugas resume dengan gaya penulisan masing-masing peserta. Peserta juga diberikan kebebasan mengembangkan materi resume dengan sumber tulisan selain materi dari narasumber, baik yang bersumber dari informasi tercetak maupun sumber informasi digital dengan cara googling. Ketika dunia pemdidikan dijejali pikiran dengan konsep merdeka belajar, proses belajar menulis PGRI telah melakukannya dengan sangat baik.
Peserta juga tidak dituntut membuat tulisan dengan menggunakan prosedur penulisan baku. Peserta tidak harus mulai dengan menentukan topik atau tema tertentu, lalu membuat kerangka tulisan, dan mengembangkan kerangka itu menjadi tulisan utuh. Tidak. Peserta hanya membuat resume materi pelatihan pada setiap pertemuan. Sesederhana itu.
Satu hal yang luar biasa adalah sikap saling memotivasi antar peserta. Sikap ini terlihat dari tanggapan tulisan antar sesama peserta. Tidak saja motivasi antar sesama peserta, narsum juga meluangkan waktu membaca tulisan peserta dan memberikan tanggapan terhadap tulisan tersebut.
Rerata narsum yang dihadirkan merupakan orang-orang yang berpengalaman dalam dunia tulis menulis, penerbitan naskah, sampai pendistribusian hasil karya yang telah diterbitkan. Uniknya lagi sebagian narasumber ternyata alumni belajar menulis tersebut. Kelompok narsum terakhir ini bahkan telah berhasil menerbitkan buku. Luar biasa.
Akhirnya saya hanya bisa menulis tanpa karya yang layak diterbitkan.
Lombok Timur, 06 Maret 2022
Sabtu, 05 Maret 2022
Penulis Buku Mayor (Pertemuan ke-21 BM PGRI)
"...teknologi informasi berkembang pesat seperti sekarang ini; orang hanya mengenal penerbit Mayor dan penerbit Minor, masing-masing punya pendapat masing-masing apa yang membedakan penerbit mayor dan penerbit minor. Namun semua pendapat itu merujuk pada satu kesimpulan yang pasti yaitu Jumlah terbitan buku pertahun penerbit mayor jauh lebih banyak dibanding penerbit minor. berapa jumlahnya? masing-masing punya pendapat sendiri."
Demikian narasi pembuka materi pelatihan yang disampaikan Pak Mumpuni, sesaat setelah moderator mempersilakannya mulai mengambil-alih jalannya pelatihan. Ribuan penerbit di Indonesia, menurut narsum, hanya sedikit yang dapat menyandang penerbit mayor. Penerbit Andi merupakan salah satu dari sedikit penerbit mayor itu.
Persepsi penulis tentang penerbit mayor jauh lebih bergengsi dan membanggakan tinimbang penerbit minor atau penerbit indie. Persepsi ini muncul karena naskah karyanya akan dikelola lebih profesional. Penerbit mayor secara umum memiliki fasilitas penerbitan yang lebih baik, mempunyai modal yang lebih besar, percetakan, dan sumber daya manusia dengan jangkauan pemasaran yang lebih luas.
Namun demikian, hasil karya seorang penulis tidak bisa dengan mudah dapat diterbitkan pada penerbit mayor. Hasil karya yang dapat diterbitkan harus melalui seleksi yang ketat. Penulis harus bersaing dengan sejumlah besar penulis lain untuk menjadi pemenang sehingga karyanya dapat diterbitkan. Penerbit ANDI, misalnya, harus melakukan seleksi tulisan antara 300 sd 500 naskah. Dari semua tulisan tersebut, hanya 50 sd 60 judul saja yang bisa masuk mesin cetak. Sisanya dikembalikan kepada penulis atau ditolak. Hal ini membuat penulis memilih alternatif lain dengan menggunakan jasa penerbit indie.
Kepada peserta, narsum memberikan kesempatan untuk melakukan refleksi diri tentang kondisi psikologis masing-masing terhadap level kepercayaan diri untuk menawarkan karyanya terhadap penerbit mayor.
Narsum mencoba mempersuasi peserta dengan menulis, "saya yakin semua sudah ada di lavel paling atas... hanya kurang PD atau kurang nekad aja sehingga karyanya nggak muncul muncul."
Penerbitan adalah badan usaha yang berorientasi profit dengan melibatkan banyak pihak yang semuanya penting. Narsum memberikan gambaran melalui skema tentang posisi penerbit sebagai berikut.
Kamis, 03 Maret 2022
Dapur Penerbit Mayor (Pertemuan ke-20)
Selasa, 01 Maret 2022
Pemasaran Buku (Pertemuan ke-19)
"Buku merupakan salah satu sumber ilmu pengetahuan dan sarana utama bagi proses pembelajaran serta sarana penyampaian informasi. Sejak usia dini, anak – anak telah diperkenalkan pada buku dan diajarkan untuk membaca beraneka ragam terbitan buku.Dalam rangka mempersiapkan generasi muda yang cerdas dengan minat baca yang tinggi khususnya anak-anak, pemerintah mendorong kegiatan membaca sebagai wujud dukungan dan tindakan nyata dalam membangun budaya membaca sejak dini. Dukungan pemerintah terhadap budaya membaca buku dan meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap buku, menciptakan peluang usaha bagi pengusaha yang bergerak di bidang penerbitan buku."
Narsum menjelaskan bahwa lesunya berbagai industri akibat pandemi covid-19 tidak membuat industri penerbitan buku mengalami hal yang sama pada skala internasional. Laporan Nielsen BookScan ICM, menyebutkan bahwa penjualan buku secara global sampai akhir 2021 (YTD) mengalami pertumbuhan cukup signifikan
"Dari analisa pasar dan Diungkapkan Ketua Umum Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi), seperti yang dikutip dari situs resmi www.ikapi.org, industri penerbitan nasional terdampak cukup keras dalam terpaan pandemi. Lantaran, tutupnya toko-toko buku, sekolah-sekolah, dan pengadaan buku oleh dinas/perpustakaan.Berdasarkan hasil survei Ikapi, sebanyak 58,2% penerbit mengeluhkan penjualan yang turun lebih dari 50%. Separuh penerbit juga menyebutkan merosotnya produktivitas karyawan secara tajam dalam kondisi work from home (WFH) saat ini. Bahkan, sebanyak 60,2% penerbit menyatakan bahwa mereka hanya sanggup menggaji karyawan selama tiga bulan dan hanya 5% yang menyatakan sanggup bertahan sampai satu tahun."
Penerbit Andi sendiri menjalankan bisnis Penerbitan Buku dengan memperhatikan kedua faktor di atas, Faktor Mikro dan Makro. Hal ini dapat dipahami karena Penerbit ANDI Offset sudah termasuk Industri Penerbitan buku yang sudah cukup berpengalaman selama 42 tahun dengan sekitar 15.000 judul buku yang telah diterbitkan. www.andipublisher.com
Strategi pemasaran penerbit Andi dilakukan dengan dua cara yaitu moda online dan offline. Narsum secara detail menjelaskan dua strategi penjualan tersebut dengan berbagai pertimbangan sebagai berikut.
A. Strategi Online.
Strategi online menjadi salah satu alterniatif pemasaran merupakan wujud transformasi digital sebagai dampak pandemi covid-19. Sebagai salah satu cara mendulang konsumen, cara ini merupakan pilhan tepat untuk menghindari persentuhan antar orang perorang dalam rangkan mencegah penyebaran pandemi.
Adanya transformasi digital memberikan keuntungan perusahaan antara lain,b iaya lebih relatif terjangkau atau murah, daya Jangkauan sangat luas, mudah menentukan target pasar buku, komunikasi dengan konsumen lebih efektif, lebih cepat popular, dapat meningkatkan Penjualan, evaluasi dan pengembangan marketing lebih mudah.
Dengan strategi online, pemasaran dapat dilakukan melalui komunitas. Setiap orang atau perusahaan dapat memanfaatkan komunitas untuk memasarkan buku terbitannya. Pemasaran melalui jaringan komunitas ini dapat dilakukan secara efektif efsien apabila dilakukan komunikasi lebih proaktif dengan tetap menjaga integritas pribadi. Penerbit Andi melakukan pemasaran melalui link Zoom, Live. Youtube TV ANDI, dengan tema – tema yang menarik.
B. Startegi Offline
Penterasi pasar merupakan langkah utama dari strategi offline. Untuk strategi ini diperlukan analisis pemetaan wilayah dengan membuka cabang tiap kota besar yang potensi pasarnya sangat baik. Penerbit Andi telah mempunyai 90 cabang di kota dari Aceh s.d Papua, dengan menempatkan tenaga pemasaran di tiap kantor cabang tersebut.
Strategi pemasaran offline dapat dilakukan dengan beberapa cara. Cara paling umum adalah pemasaran di toko buku. Penerbit buku, dalam hal ini Penerbit Andi, yang mampu memproduksi sendiri dan mempunyai mesin percetakan sendiri, termasuk sebagai pemasok besar ke toko buku di Indonesia. Target toko buku juga harus selektif dan memiliki kriteria tertentu, nisalnya managemen toko yang baik, toko memiliki popularitas, dan proses transaksi yang tidak mengecewakan penerbit.
Direct selling merupakan teknik lain dalam pemasaran offline berikutnya. Direct selling adalah penjualan langsung kepada konsumen. Cara ini dipandang efektif untuk membangun bisnis yang fleksibel dan berbiaya rendah. Hal ini dapat dipahami karena memungkinkan perusahaan untuk mengurangi biaya iklan, menghindari biaya overhead, dan membangun hubungan pelanggan yang tahan lama dan jangka panjang.
Selasa, 01-03-2022
Penilaian Pembelajaran; Perdebatan yang Tak Pernah Usai
Dokpri Kamis, 16 November 2022, saya menghadiri rapat Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) Kecamatan Terara, Lombok Timur. Salah satu agenda ...
-
Musik pop lawas era 80-an tanpa syair menggenapkan gerimis yang menerpa lembut kota Bandung siang ini, Kamis, 14/07/2022. Suhu dingin yang m...
-
Dua perempuan cantik memperlihatkan kesan ramah menghiasi poster pengumuman jadwal pertemuan ke-6 Pelatihan Belajar Menulis Gelombang 23-2...
-
Bagai gemerincing gelang kaki penari dalam film Bollywood, suara notifikasi pesan WA dari smartphone membangunkan saya tadi siang menjelang ...
-
Ketika flyer pertemuan ke-10 tadi sore dishare dalam WAG BM 24, Upin dan Ipin tengah minta dibelikan mobil remote oleh opah, Film animasi...
-
Malam ini kesadaran utama saya terbelah menjadi tiga bagian penting. Pertama , saya harus menyelesaikan tugas diklat Perencanaan Berbaisis D...
-
Tidak seperti kemarin, sore tadi cuaca bersahabat. Dari atas gerak maju kuda besi tua yang terguncang-guncang pada permukaan aspal yang mu...
-
Waktu terus berlalu. Bumi masih tetap melakukan kerja rotasinya untuk membuat pergantian siang dan malam. Planet paling memungkinkan untuk b...
-
Waktu sekolah telah usai. Anak-anak sudah pulang ke rumah masing-masing. Pun para guru dan pegawai. Saya sendiri masih di sekolah, terpasung...
-
Semalam saya mengikuti pertemuan virtual Opening Ceremony Kelas Menulis Gelombang 23 dan 24 di bawah asuhan orang-orang yang tidak saya kena...
-
13/07/2022, Rombongan kepala sekolah yang terdiri dari TK/paud, SD, dan SMP Kabupaten Lombok Timur bergerak menuju Jakarta dan Bandung untuk...