Taman Bacaan Masyarakat adalah suatu lembaga pendidikan yang mampu menyediakan berbagai bentuk bahan belajar yang dibutuhkan oleh masyarakat itu sendiri.(1) Pengertian ini mengandaikan bahwa taman baca atau taman bacaan masyarakat atau dikenal dengan TBM merupakan sebuah lembaga yang memberikan pelayanan literasi kepada masyarakat. Sebagai pusat layanan literasi, fungsi TBM memiliki peran yang sangat positif dalam rangka memberikan layanan informasi yang meliputi berbagai hal tentang ilmu pengetahuan, sosial budaya, hukum, ekonomi, hukum, lingkungan, dan informasi lain yang dibutuhkani masyarakat.
Dalam Peraturan Dirjen PAUD DIKMAS Kemdikbud Nomor 35 Tahun 2017 dijelaskan bahwa TBM adalah tempat penyelenggaraan pembinaan kemampuan membaca dan belajar, sekaligus sebagai tempat untuk mendapatkan informasi bagi masyarakat. Berdasarkan jenis layanan kegiatan, Di dalam perraturan tersebut, TBM terbagi menjadi dua jenis yaitu, TBM statis dan TBM dinamis. TBM statis adalah TBM yang keberadaannya di suatu daerah tertentu sebagai pusat layanan kegiatan literasi. Sedangkan TBM dinamis adalah TBM yang layanan kegiatan literasinya dilakukan bergerak dari satu titik ke titik yang lain.
Sebagai pusat layanan informasi sebagai, TBM harus benar-benar menjadi sumber informasi yang memilki peran menciptakan masyarakat yang literasi dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan mendukung pelaksanaan pembangunan nasional dan dimanfaatkan oleh masyarakat.(2)
TBM, dengan demikian, bukan sekadar sebagai sebuah lembaga literasi yang hanya memiliki kemampuan menyediakan sumber belajar. Pada pundak para pengelola TBM, terdapat tanggung jawab untuk menumbuhkan semangat dan kebiasaan literasi mendasar pada masyarakat. Literasi mendasar yang dimaksud adalah membaca. TBM memiliki tanggung jawab untuk membangun budaya baca.
Membangun budaya baca dalam kehidupan masyarakat bukanlah hal yang mudah. Upaya mendorong tumbuhnya kebiasaan dan budaya baca tidak semudah membalik telapak tangan. Diperlukan upaya serius dan konsistensi penyelenggara TBM. Satu hal yang menarik adalah adanya gagasan tentang peran TBM lebih dari sekadar membangun budaya literasi. Lembaga literasi ini juga sejatinya dapat melakukan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Melalui kerjasama dengan lembaga terkait (pemerintah maupun swasta) TBM dapat membekali masyarakat melalui pelatihan atau kursus yang berorientasi kepada industri kreatif yangdapat membantu Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).(3)
Mengelola TBM membutuhkan komitmen, konsistensi, dan kesungguhan. Sebagaimana pengelolaan sebuah lembaga pada umumnya, TBM juga membutuhkan managemen yang baik dan dapat dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu, pengelola TBM biasanya ditangani oleh orang-orang yang memiliki kepedulian terhadap kegiatan literasi. Mereka benar-benar dimotivasi oleh keinginan tulus untuk menyediakan layanan kebutuhan literasi kepada masyarakat. Hal ini dapat dipahami mengingat TBM merupakan lembaga nirlaba yang mengabaikan keuntungan fiansial atau material.
Bambang Purwanto, nara sumber dalam Pelatihan Menulis PGRI gelombang 23-24 dengan tema "Mengelola taman Baca", menegaskan bahwa pendirian taman baca biasanya dimulai dengan inisiatif sendiri dan bersifat kekeluargaan. Untuk itu, sebelum membuka taman baca harus didahului dengan diskusi bersama keluarga (istri/suami, anak-anak, dan anggota keluarga lainnya). Jika kesepakatan dengan keluarga sudah tercapai, langkah selanjutnya adalah mengumpulkan buku dan tempat penyimpanannya.
Bambang Purwanto, yang dikenal dengan Mr.Bams, merupakan pengelola sebuah TBM yang berpusat di rumahnya Lebak Wangi. TBM itu sudah berjalan 10 tahun. Pada awal pembentukannya, Mr.Bam, menggunakan kepiawaian mendongengnya untuk menarik anak-anak berkumpul di rumahnya. Sebelumnya, Mr. Bam sudah menyiapkan bacaan yang di pajang di tempatnya mendongeng. Rupanya siasatnya berhasil, Anak-anak tidak saja tertarik dengan dongeng Mr. Bams tetapi juga dengan buku-buku yang dipajang di sekitar tempat mendongeng.
Dalam perjalannan waktu, TBM tersebut terus berkembang. Beberapa penghargaan pernah diperoleh. Ini tentu bukan sebuah kerja santai dan asal-asalan. TBM memerlukan niat tulus, jalinan kerjasama antar komponen, memiliki visi dan misi yang menarik sehingga mampu menumbuhkan kesadaran literasi masyarakat sekitar dan, terutama, anak-anak sebagai penentu arah kehidupan berbangsa di masa depan.
Lombok Timur, 26 Maret 2022
Tidak ada komentar:
Posting Komentar