Saya tidak tahu harus mengawali tulisan resume dari sudut yang mana pada pertemuan ke-8 Pelatihan Belajar Menulis PGRI Gelombang 23 dan 24, Rabu 02 Februari 2022. Saya terlambat hampir satu jam dari jadwal yang telah ditentukan pelaksana kegiatan. Setelah Maghrib saya tidak dapat meninggalkan masjid karena harus mendampingi anak-anak belajar ngaji di Masjid seberang jalan.
Saya baru membuka WAG BM 24 ketika senja telah menua dan mendapatkan informasi tentang jadwal pertemuan ke-8 Pelatihan Belajar Menulis. Saya melihat ada duo Widya yang akan membersamai peserta untuk berbagi dan mengeksplorasi pengetahuan dan keterampilan menulis peserta. Ditta Widya Utami, S.Pd., Gr., dengan peran sebagai narasumber dan Widya Setiyaningsih yang bertugas memoderasi tahapan kegiatan. Tema pelatihan pada kesempatan ini "Mengatasi Writer's Block". Saya belum sempat melakukan searching untuk menemukan makna frase ini.
Selepas mengimami shalat Isya bersama bocah-bocah ngaji, seperti biasa saya memandu anak-anak memanjatkan do'a, melanjutkan simpuh kepada Allah swt agar dilimpahkan anugerah-Nya di dunia dan akhirat. Sebuah harapan paling mendasar setiap Muslim pada umumnya.
Saya menggontai langkah menuju rumah agar segera dapat bergabung dengan peserta lain dalam pelatihan BM. Saya menunda makan malam karena jadwal pelatihan sudah berlalu hampir satu jam. Saya langsung ke ruang kerja. Sebuah ruang yang cukup berantakan dimana saya secara nsicaya memiliki kekuatan penuh menerima gangguan bocah bungsu saya yang baru memasuki empat kala revolusi bumi. Bocah empat tahunan itu acapkali membuat konsentrasi saya terpecah ketika dia sudah mulai memanjati kursi hidrolik lalu meminta dicarikan video youtube "Hedi dan Diana", "Sponge Boob", atau film pendek lain yang menarik perhatiannya.
Saat membuka komputer dan mengaktifkan Whatsapp web, saya melihat notifikasi WAG BM 24 sudah mencapai angka lebih dari 150-an. Dengan serta merta saya langsung meng-klik WAG Belajar Menulis 24. Pemberitahuan pertama yang muncul ternyata kalimat pembuka oleh Moderator Widya Setyaningsih.
Sumber gambar :http://bitly.ws/ogxB
Kalimat pembuka Moderator juga digenapkan dengan narasi yang menjelaskan fenomena yang biasa dialami penulis pemula. Fenomena itu berupa kebuntuan pikiran dan kehilangan ide ketika duduk di depan laptop dan mulai menulis. Ternyata fenomena mental itu merupakan wujud dari Writer's Block atau WB.
Setelah menyampaikan susunan acara, Moderator lalu menunjukkan profil Narsum, Ditta Widya Utami, S.Pd., Gr. Berdasarkan CV yang ditunjukkan, Narsum sehari-hari bekerja sebagai seorang guru, tepatnya di SMPN 1 Cipeundeuy, Subang, Jawa Barat. Perempuan muda kelahiran Subang, 23 Mei 1990, itu bukan guru biasa dengan perjalanan karier yang datar. Ditta Widya Utami memiliki prestasi dan karya yang gemilang. Tuan dan Nyonya dapat mengakses informasinya melalui https://dittawidyautami.blogspot.com/p/profil.html
Tahapan yang ditunggu-tunggu peserta akhirnya tiba ketika moderator memberikan kesempatan kepada Narsum untuk mulai memainkan perannya. Mengawali aksinya, Narsum memberikan tantangan kepada peserta untuk menulis sebgagai aksi nyata proses belajar. Peserta diberikan kebebasan menulis berdasarkan tulisan Narsum dengan judul "Saat Kita Berbuat Salah" yang tertuang dalam link https://dittawidyautami.blogspot.com/2022/01/saat-kita-berbuat-salah.html?m=1
Mendapat tantangan Narsum, peserta menjawabnya dengan aksi. Sejumlah jawaban atas tantangan itu terus mengalir dari peserta. Saya adalah salah satu dari peserta yang tidak menjawab tantangan itu. Saya hanya menulis resume sekenanya.
Setelah memberikan tantangan, Narsum melanjutkan penjelasan dengan memperdalam pemahaman peserta tentang fenomena WB atau Writer's Block. Duduk di depan desktop saya berkelana dalam imaginasi. Saya seolah melihat Narsum tengah menuliskan pesngertian WB di papan tulis dalam sebuah ruang kelas nyata.
Sumber WAG BM 24
Sindrome tersebut ternyata saya alami pada pertemuan ke-8 ini. Pikiran saya kosong melompong. Saya menatap sekujur ruangan. Saya mencari ide pada dinding, pada tirai jendela, dan pada lampu elektrik yang mengantung pada langit ruangan. Mata saya terhenti pada seekor nyamuk yang terbang menjemput ajalnya di ujung gerakan refleks lidah seekor cecak yang baru saja usai melampiaskan birahi dengan pasangannya. Peristiwa itu memberikan pesan bahwa ternyata ide untuk menulis bisa menemui ajalnya saat seseorang terus berada dalam kelengahan.
Rupanya WB tidak saja dialami oleh penulis pemula tetapi bahkan juga menjangkiti penulis berpengalaman, penulis muda maupun penulis senior. WB juga tetiba datang tidak mengenal ruang dan waktu. Bisa muncul kapan saja dan di mana saja. Writer's block juga bukan tentang kompetensi tetapi lebih disebabkan oleh kondisi prikologis seseorang pada saat tertentu,
Narsum menyebutkan,"Sulit fokus, tidak ada inspirasi menulis, menulis lebih lambat dari biasanya, atau merasa stres dan frustasi untuk menulis merupakan sebagian dari tanda-tanda kita terserang WB."
Penyebab Writer's Block antara lain:
Sumber WAG BM 24
Selanjutnya Narsum memberikan penjelasan cara mengatasi WB. Istirahat sejenak, melakukan hal-hal yang menyenagkan, atau pendeknya merefresh pikiran merupakan jalan keluar yang dapat dilakukan. Bisa jadi ide muncul ketika suasana psikologis sudah membaik.
Saya tidak mungkin membuat resume tentang penjelasan Narsum secara detail. Selanjutnya, saya memilih membaca dialog Narsum dengan peserta. Dialog itupun tidak bisa saya ringkas secara detail. Secara umum pertanyaan peserta tetap dalam topik Writer's Block. Akan tetapi, jika saya boleh membuat kerucut, pertanyaan peserta mencakup tentang cara mengatasi hal-hal yang berhubungan dengan proses menulis. Permasalahan itu bermasam-macam, mulai dari kebuntuan ide yang datang mendadak, kecenderungan pada kesempurnaan tulisan, sampai kendala yang muncul ketika peserta mengalami hal-hal mendadak saat tengah asyik menulis.
Saya lagi-lagi tidak bertanya. Saya terus mengetik apa yang muncul dalam pikiran saya. Saya mengabaikan semua dialog, menafikan serangan nyamuk nakal, dan menganulir hawa panas ruangan tanpa kipas atau peredam panas lainnya. Saya terus melakukannya sampai paragraf terakhir ini.
Rabu, 02 Februari 2022
Waw...keren,sangat lengkap.semamgat!!
BalasHapusSalut pak ustad, babat kendala writer block dengan terus menulis.
BalasHapusMampir ke blog saya pak ustad. Salam kenal Ovi.
Sudah Bu Ovi. Salam literasi
HapusKereeen pak, lanjut menulis resume pantang mundur sebelum lulus
BalasHapusMaju terus pak💪👍👍
BalasHapusMantap pak.
BalasHapusDiksinya keren, bacanya sambil senyam-senyum...nah, saya sampe nambah komennya...hehe
BalasHapusbagus pak mantap, ayo bersilaturahmi,salam literasi
BalasHapusSetelah bisa mawas diri waspada terhadap virus WB, lanjut kumpulkan kekuatan dan semangat tuk membasminya.. Lanjoott
BalasHapusjarang bapak yang tekun nulis dan bisa rapih.
BalasHapusResume yang singkat padat jelas dan rapih....mantap
Tulisan yang kereeen pak
BalasHapusTulisan yang enak dibaca, tulisan nya sistematis dan jelas pak
BalasHapus