Selasa, 01 Maret 2022

Pemasaran Buku (Pertemuan ke-19)


Akhirnya pelatihan belajar menulis sampai pada pertemuan ke-19 malam ini, hari terakhir bulan Februari pada tahun 2022. Malam ini saya sebenarnya berhadapan dengan kegiatan tatap maya rapat guru untuk menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Sekolah 2022. Penyusunan RKAS tahun ini agak terlambat. Seharusnya RKAS sudah tersusun pada bulan Januari. Keterlambatan ini diesbabkan oleh beberapa kegiatan lain yang bersifat mendesak.
Saya mulai membuka WAG Belajar menulis 24 ketika pertemuan sudah berada pada sesi tanya jawab. Telunjuk saya bergerak memutar roda scroll mouse untuk mencari titik awal pertemuan malam ini. Saya mendapati pesan WA moderator, Bu Raliyanti, ketika memberikan permaklukan bahwa pintu pesan WAG dikunci sementara. Moderator lalu menayangka flyer pengumuman pelatihan untuk memperkenalkan narsum, Agus Subardana, dan materi yang akan menjadi tema sentral. "Pemasaran Buku", demikian materi pelatihan pada pertemuan ke-19.

Pertemuan malam ini sesuatu yang luar biasa karena menghadirkan narasumber, Agus Subardana, S.E., M.M. Saat ini narsum menjabat sebagai Direktur Marketing Penerbit ANDI Yogyakarta. Sebelum masuk ke dalam materi inti, narsum mulai membuka pertemuan dengan menulis pesan sebagai berikut.

"Buku merupakan salah satu sumber ilmu pengetahuan dan sarana utama bagi proses pembelajaran serta sarana  penyampaian informasi. Sejak usia dini, anak – anak telah diperkenalkan pada buku dan diajarkan untuk membaca beraneka ragam terbitan buku. 
Dalam rangka mempersiapkan generasi muda yang cerdas dengan minat baca yang tinggi khususnya anak-anak, pemerintah mendorong kegiatan membaca sebagai wujud dukungan dan tindakan nyata dalam membangun budaya membaca sejak dini. Dukungan pemerintah terhadap budaya membaca buku dan meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap buku, menciptakan peluang usaha bagi pengusaha yang bergerak di bidang penerbitan buku."

Narsum menjelaskan bahwa lesunya berbagai industri akibat pandemi covid-19 tidak membuat industri penerbitan buku mengalami hal yang sama pada skala internasional. Laporan Nielsen BookScan ICM, menyebutkan bahwa penjualan buku secara global sampai akhir 2021 (YTD) mengalami pertumbuhan cukup signifikan

berdasarkan sumber yang sama narsum menyebutkan bahwa "...genre buku yang mengalami kenaikan adalah “Food & Drink” yang pertumbuhannya mencapai 33% atau menjadi 2,8 juta Euro. Selanjutnya, pada genre Fiksi tumbuh 9% (menjadi 7,1 juta Euro), genre Leisure & Lifestyle tumbuh 37% (menjadi 1,4 juta Euro), genre Personal Development tumbuh 11% (menjadi 2,2 juta Euro), dan genre Children & Young Adult Non-Fiction tumbuh 15% (menjadi 1,5 juta Euro)."


Informasi yang disampaikan narsum tentu merupakan kabar positif bagi dunia literasi. Tidak saja tentang semakin membaiknya kesadaran lietrasi global tetapi juga sesuatu yang menguntungkan bagi bisnis penerbitan dan tentu saja bagi para penulis.

Rupanya perkembangan positif skala global tidak terjadi di Indonesia. Narsum menjelaskan, 

"Dari analisa pasar dan Diungkapkan Ketua Umum Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi), seperti yang dikutip dari situs resmi www.ikapi.org, industri penerbitan nasional terdampak cukup keras dalam terpaan pandemi. Lantaran, tutupnya toko-toko buku, sekolah-sekolah, dan pengadaan buku oleh dinas/perpustakaan.
Berdasarkan hasil survei Ikapi, sebanyak 58,2% penerbit mengeluhkan penjualan yang turun lebih dari 50%. Separuh penerbit juga menyebutkan merosotnya produktivitas karyawan secara tajam dalam kondisi work from home (WFH) saat ini. Bahkan, sebanyak 60,2% penerbit menyatakan bahwa mereka hanya sanggup menggaji karyawan selama tiga bulan dan hanya 5% yang menyatakan sanggup bertahan sampai satu tahun."


Tidak demikian dengan penerbit Andi. Beberapa buku mengalami permintaan pasar yang cukup positif. Narsum menulis "...genre buku yang kontribusinya justru bertumbuh di masa pandemi. Antara lain, genre buku sekolah, buku anak, masak, self improvement, hukum, Bisnis, parenting & family, dan computing & technology,"

Bagaimana melakukan pemasaran buku agar berhasil dengan baik? Menurut narsum, strategi pemasaran penjualan buku sangat dipengaruhi oleh banyak aspek dan unik. Pemasaran buku dapat dilakukan berdasarkan jenis buku yang di terbitkan dan dikelompokkkan berdasarkan kategori buku.

Penerbit ANDI Offset sendiri memiliki katagori buku produk hingga mencapai 32 katagori yang terdiri dari katagori buku anak, buku bisnis, Buku Pertanian, Buku Fiksi - Novel, Buku Pengembangan Diri, Buku Teks, dll.

Berdasarkan katagori buku tersebut penerbit melakukan pemetaan berdasarkan segmentasi jenis katagori buku. Secara umum, kegiatan pemasaran buku sangat berkaitan erat dengan koordinasi beberapa kegiatan bisnis. Untuk itu strategi pemasaran pada umumnya di pengaruhi oleh faktor yang meliputi:
1. Faktor Mikro yaitu perantara, pemasok, pesaing dan masyarakat.
2. Faktor Makro yaitu demografi-ekonomi, politik-hukum, teknologi-fisik dan sosial-budaya.

Penerbit Andi sendiri menjalankan bisnis Penerbitan Buku dengan memperhatikan kedua faktor di atas, Faktor Mikro dan Makro. Hal ini dapat dipahami karena Penerbit ANDI Offset sudah termasuk Industri Penerbitan buku yang sudah cukup berpengalaman selama 42 tahun dengan sekitar 15.000 judul buku yang telah diterbitkan. www.andipublisher.com 

Strategi pemasaran penerbit Andi dilakukan dengan dua cara yaitu moda online dan offline. Narsum secara detail menjelaskan dua strategi penjualan tersebut dengan berbagai pertimbangan sebagai berikut.

A. Strategi Online.

Strategi online menjadi salah satu alterniatif pemasaran merupakan wujud transformasi digital sebagai dampak pandemi covid-19. Sebagai salah satu cara mendulang konsumen, cara ini merupakan pilhan tepat untuk menghindari persentuhan antar orang perorang dalam rangkan mencegah penyebaran pandemi.

Adanya transformasi digital memberikan keuntungan perusahaan antara lain,b iaya lebih relatif terjangkau atau murah, daya Jangkauan sangat luas, mudah menentukan target pasar buku, komunikasi dengan konsumen lebih efektif, lebih cepat popular, dapat meningkatkan Penjualan, evaluasi dan pengembangan marketing lebih mudah.

Dengan strategi online, pemasaran dapat dilakukan melalui komunitas. Setiap orang atau perusahaan dapat memanfaatkan komunitas untuk memasarkan buku terbitannya. Pemasaran melalui jaringan komunitas ini dapat dilakukan secara efektif efsien apabila dilakukan komunikasi lebih proaktif  dengan tetap menjaga integritas pribadi. Penerbit Andi melakukan pemasaran melalui link Zoom, Live. Youtube TV ANDI, dengan tema – tema yang menarik.

B. Startegi Offline

Penterasi pasar merupakan langkah utama dari strategi offline. Untuk strategi ini diperlukan analisis pemetaan wilayah dengan membuka cabang tiap kota besar yang potensi pasarnya sangat baik. Penerbit Andi telah mempunyai 90 cabang di kota dari Aceh s.d Papua, dengan menempatkan tenaga pemasaran di tiap kantor cabang tersebut.

Strategi pemasaran offline dapat dilakukan dengan beberapa cara. Cara paling umum adalah pemasaran di toko bukuPenerbit buku, dalam hal ini Penerbit Andi, yang mampu memproduksi sendiri dan mempunyai mesin percetakan sendiri, termasuk sebagai pemasok besar ke toko buku di Indonesia. Target toko buku juga harus selektif dan memiliki kriteria tertentu, nisalnya managemen toko yang baik, toko memiliki popularitas, dan proses transaksi yang tidak mengecewakan penerbit.

Direct selling merupakan teknik lain dalam pemasaran offline berikutnya. Direct selling adalah  penjualan langsung kepada konsumen. Cara ini dipandang efektif untuk membangun bisnis yang fleksibel dan berbiaya rendah. Hal ini dapat dipahami karena memungkinkan perusahaan untuk mengurangi biaya iklan, menghindari biaya overhead, dan membangun hubungan pelanggan yang tahan lama dan jangka panjang.

Selasa, 01-03-2022

4 komentar:

Penilaian Pembelajaran; Perdebatan yang Tak Pernah Usai

Dokpri Kamis, 16 November 2022, saya menghadiri rapat Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) Kecamatan Terara, Lombok Timur. Salah satu agenda ...