Bagai gemerincing gelang kaki penari dalam film Bollywood, suara notifikasi pesan WA dari smartphone membangunkan saya tadi siang menjelang sore, sekitar pukul 15.30 wita, Senin, 24 Januari 2022. Sejumlah notifikasi dari beberapa grup WA masuk dan menunggu untuk dibaca. Pililihan pertama jatuh pada notifikasi dalam WAG “Belajar Menulis 24”. Begitu terbuka saya mendapati sebuah poster tentang informasi pertemuan ke 4 pelatihan belajar menulis PGRI.
“How to be the F1”. Kalimat Inggris ini ditulis cantik di atas gambar narsum cantik, Maesaroh, M.Pd, dan moderator cantik, Widya Setiyaningsih, dalam poster. Melihat gabungan huruf F dan angka 1 saya tercenung berusaha memahami artinya. Setahu saya F1 itu sebuah kompetisi balapan mobil dengan tempat duduk tunggal. Rodanya lebih tinggi dari badan mobil itu sendiri.
Lalu saya searching untuk memperjelas pemahaman saya tentang F1. Ternyata F1 juga mengacu kepada dua istilah lain. F1 merupakan istilah genetika yang memiliki pengertian sebagai keturunan pertama dari hasil persilangan. Makna lainnya, F1 adalah salah satu tombol fungsi pada papan ketik komputer. [1]
Saya lebih cenderung menghubungkan F1 yang mengacu kepada istilah genetika sebagai keturunan pertama dari hasil persilangan. Membaca materi narasumber, malam ini, bahwa untuk mendulang pembaca dan komentator, “sebagai seorang bloger pemula kita perlu mengenalkan aroma tulisan kita pada khalayak ramai”. Seorang penulis pemula harus berusaha memampang tulisannya pada list teratas. Dia harus menjadi turunan pertama yang harus memperlihatkan hasil belajarnya.
Alasannya, dengan menempatkan tulisan pada posisi tertinggi, peluang untuk dikunjungi oleh banyak pembaca lebih besar. Ini cara berfikir yang realistis. Hal ini dibuktikan narsum sebagai peserta angkatan 18 belajar menulis PGRI. Akan tetapi, bagi saya dan mungkin banyak penulis pemula, untuk mencapai poisisi ini akan menjadi sesuatu yang sulit. penyebabnya, tentu karena keterbatasan dalam keterampilan menuangkan ide dan pengalaman secara tertulis. Diperlukan motivasi dan komitmen seorang penulis pemula secara konsisten.
Ada satu hal yang menarik dari penjelasan nara sumber terkait cara membuat resume. Dalam konteks ini, peserta disarankan membaca materi dari Narasumber dengan baik. Selanjutnya, peserta dapat membuat tiruan bahasa Narsum dengan tehnik parafrase, sebuah teknik penulisan ulang bagian tertentu dari tulisan orang lain’ Teknik ini dilakukan dengan menyusun kalimat menggunakan kata-kata penulis sendiri, tanpa mengubah arti aslinya dan juga tidak menghapus informasi apa pun. [
2]
Narsum juga menjelaskan bahwa seorang penulis harus memiliki karakter. Seorang penulis harus memiliki gaya bahasa sendiri. Hal ini dapat dipahami mengingat gaya bahasa yang diperlihatkan penulis secara langsung menunjukkan gaya berfikirnya.
Pada penulis pemula karekter itu menjadi penting. Karakter tulisan seseorang akan membuat pembaca tertarik. Hasil karya penulis pemula biasanya bukan obyek yang menarik bagi banyak pembaca. Tidak semua orang peduli pada tulisannya. Berbeda ketika seseorang berhadapan dengan naskah tulisan penulis terkenal. Sebagai ilustrasi ketika menemukan dua buku karangan Ahmad Tohari dan buku karangan rekan saya di sekolah, saya akan lebih memilih bacaan tulisan Ahmad Tohari tinimbang yang lain. Saya fikir, hal ini juga akan berlaku pada pikiran sebagian besar peserta Belajar Menulis. Untuk itu, penulis pemula harus memiliki karakter, ciri khas tulisan, atau gaya bercerita yang mandiri.
Adalah hal penting, menurut narsum, bahwa mental yang harus dibangun dalam dunia kepenulisan adalah sikap percaya diri. Seorang penulis harus nekat dan “bermuka tembok”. Penulis pemula harus berani menyebarkan tulisannya pada berbagai blog. Semakin banyak sebuah tulisan dipublis, semakin banyak kritikan dan masukan. Muaranya, seorang penulis akan makin banyak memahami kekurangannya.
O, ya. Tatkala membaca puisi “Senja Mengukir Cinta” karya narsum Maesaroh, M.Pd yang dikirim moderator, Widya Setiyaningsih, saya sempat larut dalam dekapan diksi puitisnya. Maesaroh, The Queen of Diction, telah berhasil memadukan suasana batin dengan kelengangan dan kepekatan semesta.
Terima kasih Moderator
Terima kasih The Queen of Diction.
Semango, 24 Januari 2022. 22.30 wita
Kirim alamat ya Pak🙏🏼
BalasHapusSudah via japri (WA)
HapusLuar biasa mantap
BalasHapusKalau lagi galau nulisnya bisa lancar Bu. hehe
HapusSelamat Pak
BalasHapusLuar biasa, semngt pak
BalasHapusHayo semangat. Kita pasti bisa
HapusSelamat pak Yamin... Tulisan resume nya sudah dibumbui dengan redaksi khasnya. Mantuull
BalasHapusTerima kasih kunjungan dan jejaknya Pa Amali.
HapusTop bgt Pak Yamin resumenya
BalasHapusInspirasi saya cenderung aneh Bu Maryati. Muncul saat galau. hehe
HapusTitip jempol ya pak 👍👍👍👍, Monggo mampir pak master untuk berikan pencerahan. Ovi Arofiah Afifi
BalasHapushttps://arofiahafifi.blogspot.com/2022/01/how-to-be-f1.html
Informasi nya memukau, bahasanya bernutrisi...selamat ya Pak.
BalasHapusMantep lengkap resumenya
BalasHapusKeren Pak Amin
BalasHapusResume nya bagus pak..
BalasHapusWow resume nya saya suka,salam literasi
BalasHapusLUAR BIASA RESUMENYA, BAGUS RAPIH DAN LENGKAP.
BalasHapusKeren resumenya,lengkap👍
BalasHapus