Jumat, 25 Februari 2022

Penerbit Indie Sebagai Alternatif Penerbitan (Pertemuan ke-18 BM 23-24)


Adalah Raimundus Brian Prasetiawan, S.Pd, narasumber pelatihan belajar menulis PGRI pada pertemuan ke-18. Didampingi moderator, Brian diberikan mandat membersamai peserta pelatihan dengan materi "Menerbitkan Buku Semakin Mudah di Penerbit Indie"

Membaca profil narsum yang dibagikan moderator, dalam kebeliaannya narsum sudah malang melintang dalam dunia literasi sejak lama. Sejumlah tulisannya tersebar pada berbagai blog. Narsum juga telah berhasil menerbitkan buku solo dan antologi. Narsum juga telah memahat prestasi dalam sejumlah kompetisi tulis menulis. Pak Brian tidak saja menjadi nara sumber pada pelatihan menulis PGRI asuhan Om Jay. Guru dan penulis muda itu juga sering menjadi narasumber pada berbagai pelatihan, webinar, forum diskusi, dan kegiatan serupa.

Setelah membuka kegiatan, moderator memberikan kesempatan kepada narsum untuk menyampaikan materi. Narsum mulai menyampaikan materi pembuka dengan mengabarkan informasi positif bahwa peserta dapat membuat buku jika telah menyelesaikan resume ke-20. Informasi positif dan menggembirakan lainnya tentang fasilitas penerbitan buku.

Narsum menyampaikan peserta pelatihan belajar menulis angkatan awal cenderung kesulitan menerbitkan buku karena tidak ada keterlibatan penerbit sebagai narsum. Sekarang permasalahan penerbitan sudah dapat dianulir karena ada ada keterlibatan pihak penerbit indie dalam proses pelatihan. Penerbit memberikan pelayanan kepada penulis untuk menerbitkan buku tanpa proses yang berbelit-belit seperti prosedur yang berlaku pada penerbit mayor. Bagi penulis pemula, penerbit indie merupakan solusi yang tepat untuk menerbitkan buku.

Narsum menunjukkan ciri-ciri penerbit indie kepada peserta. Penerbit tidak melakukan seleksi terhadap naskah yang diterima. Proses penerbitan membutuhkan waktu lebih cepat (1-3 bulan) dengan biaya bervariasi. Jika ingin mencetak ulang penulis harus menanggung sendiri biaya cetak dan ongkos kirim. Pemasaran dilakukan sendiri dengan harga yang juga ditentukan sendiri oleh penulis. Buku tidak dipasarkan di toko buku.

Terkait dengan biaya penerbitan secara mandiri oleh penulis, narsum menyampaikan bahwa hal itu memang konsekuensi penerbitan tanpa seleksi. Artinya, ada harga yang harus dibayar penulis untuk mendapatkan fasilitas penerbitan dari sebuah penerbit indie.

Menurut narsum, penulis harus selektif dalam memilih penertbit. Dengan kata lain diperlukan pertimbangan dalam penggunaan jasa penerbit. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan penerbit indie meliputi, "biaya penerbitan, fasilitas penerbitan, batas maksimal jumlah halaman, ketentuan dan biaya cetak ulang,  ada tidaknya master PDF, lama penerbitan, dan jumlah buku yang didapat penulis"

Sebagai bahan pertimbangan peserta dalam memilih penerbit, narsum merekomendasikan beberapa penerbit rekanannya; Penerbit Depok dan Penerbit Malang.

Dua penerbit yang direkomendasikan narsum memiliki perbedaan. Salah satu penerbit hanya mencetak buku sekali saja. Sedangkan penerbit lainnya memberikan kesempatan penulis untuk mencetak ulang bukunya. Peserta tinggal memilih cetak ulang atau cetak sekali

Jumat, 25 Februari 2022

8 komentar:

Penilaian Pembelajaran; Perdebatan yang Tak Pernah Usai

Dokpri Kamis, 16 November 2022, saya menghadiri rapat Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) Kecamatan Terara, Lombok Timur. Salah satu agenda ...