Selasa, 18 Januari 2022

Pemimpin Gerombolan

Menurut para pemerhati alam permonyetan, pemimpin gerombolan itu kepala puncak dalam sebuah satuan kelompok permonyetan pada level terendah.

Kepemimpinan monyet juga memiliki hirarki. Di atas pemimpin gerombolan ada pemimpin yang lebih tinggi, sebut saja pemimpin kawanan. Di atas pemimpin kawanan ada pemimpin lebih tinggi yang memimpin masyarakat permonyetan secara umum. Anggap saja sebutannya pemimpin monyet.

Pemimpin gerombolan merupakan pemimpin yang berdiri di garis terdepan dalam dinasti monyet. Pemimpin ini secara langsung bersentuhan dengan warga monyet. Dalam undang-undang permonyetan, pemimpin gerombolan itu semacam jabatan yang memiliki kebebasan penuh (dan bertanggungjawab) atas penyelenggaraan kepemimpinan pada tingkat gerombolan.

Dalam banyak hal pemimpin gerombolan hakikatnya tidak dapat diintervensi dalam mengekspresikan kebijakannya untuk mencapai visi dan menjalankan misi gerombolannya. Ia memiliki kebebasan untuk mengelola berbagai sumber daya yang dimiliki gerombolan sesuai dengan ketentuan dan aturan yang berlaku. Maka, sebagai pemimpin yang memiliki otoritas penuh, pemimpin gerombolan monyet dituntut memiliki kompetensi kepemimpinan yang kuat. 

Satu hal yang harus diyakini, pemimpin gerombolan monyet harus membekali diri dengan integritas--sebuah karakter personal yang memancarkan kewibawaan dan kejujuran. 

Kewibawaan sebagai bentuk integritas tidak saja terpancar dalam lingkungan internal gerombolan tetapi harus mampu menembus batas ruang yang lebih luas. Cahaya kewibawaan itu harus menjangkau area gerombolan lain dalam dunia permonyetan. Pantulan integritas itu juga bahkan seyogyanyalah mencapai ketinggian. Cahaya itu harus dapat dipantulkan sampai ke ruang kerja pemimpin monyet. Pendek kata berintegritas secara horizontal dan secara vertikal.

Kenyataan di hutan belantara menunjukkan, pemimpin gerombolan monyet kerap kehilangan integritas dalam menjalankan regulasi gerombolannya. Mereka acapkali harus tunduk pada tendensi pemimpin kawanan dan pemimpin monyet. Pemimpin gerombolan dan anggota gerombolannya acapkali dipaksa mengenakan jubah keledai padahal bentuk fisik monyet sangat tidak memungkinkan untuk menggunakan jubah keledai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Penilaian Pembelajaran; Perdebatan yang Tak Pernah Usai

Dokpri Kamis, 16 November 2022, saya menghadiri rapat Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) Kecamatan Terara, Lombok Timur. Salah satu agenda ...