Pertemuan ke-7 Belajar Menulis Gelombang Longitudinal (eh.. mangsut saya Gelombang 23-24), saya bertemu lagi dengan Bu Aam Nurhasanah, mentor pertemuan ke-5 Belajar Menulis gelombang 23-24 PGRI yang jadwal pelaksanaannya Rabu, 22 Januari 2022 yang lalu. Narasumber pada kesempatan ini melibatkan sosok yang sudah malang melintang dalam dunia tulis menulis. Beliau adalah Prof. Dr. Ir. Richardus Eko Indrajit, M.Sc., MBA., MA.,M.Phil.,M.Si.
Umur Eko Indrajit ternyata lebih dewasa dua tahun dari saya. Beliau seorang tokoh pendidikan dan pakar teknologi informatika asal Indonesia yang kini menjabat Rektor Universitas Pradita. Lebih dari itu Eko Indrajit merupakan sosok penggerak riset informatika dan teknologi digital, dan narasumber yang aktif di berbagai seminar, lokakarya, dan penulis buku serta jurnal yang telah dipublikasikan di dalam maupun luar negeri. https://id.m.wikipedia.org/wiki/Richardus_Eko_Indrajit
Dalam imaginasi saya sosok Eko Indrajit memiliki darah India. Imaginasi berkembang karena saya sering mendengar tokoh dengan nama itu muncul dalam film-film Bollywood yang pernah saya tonton.
Nama Indrajit atau biasa dikenal dengan nama Megananda juga merupakan seorang tokoh pewayangan kategori antagonis dalam cerita Ramayana. Ia adalah seorang putra sulung dari Rahwana dan Ibu Mandodari yang mendapatkan gelar sebagai putra mahkota Kerajaan Alengka. Indrajit memiliki kekuatan yang sakti mandraguna sebagai seorang ksatria. Ketika ia bertarung melawan pasukan Wanara, ia melepaskan senjata Nagapasa. https://jagad.id/wayang-indrajit/
Jika dikaitkan dengan sosok Indrajit yang mendampingi pertemuan ke-7 Belajar Menulis 23-24 ternyata saya dan peserta lain bertemu dengan Indrajit masa kini yang memiliki tingkat "kesaktian" yang sama. Indrajit dalam kisah Rahwana boleh memiliki kemampuan menggunakan pedang untuk menaklukkan lawan tetapi Indrajit, Narsum kali ini, memiliki kemampuan memainkan "pena" untuk menaklukkan kebodohan, rendah diri, dan kemalasan.
Beliau berkisah di awal pertemuan bahwa beliau mulai aktivitas menulis sejak 1999, pasca lengsernya pemerintahan Orba. Kala itu harga buku impor mahal dan banyak mahasiswa tidak mampu membelinya. Saat itu teknologi digital masih dalam rahim sang waktu. Teknologi informasi belum mencapai perkembangan seperti saat ini. Pilihan paling tepat bagi beliau perpustakaan. Sesuai dengan dispilin ilmunya, beliau membuat ringkasan tentang IT dari buku-buku berbahasa Inggris. Dalam perkembangannya, beliau tanpa terasa menghasilkan 50 artikel. Semua artikel itu terhimpun dalam satu buku. Ternyata buku yang dihasilkan menjadi incaran banyak orang. Permintaan meloncat di luar dugaan sehingga dalam satu tahun diproduksi sampai 3 kali.
Apa yang dilakukan beliau ternyata membawa berkah lain. Ada banyak tawaran dan undangan untuk menjadi pembicara pada berbagai seminar di sejumlah kota. Keliling Indonesia yang menjadi cita-citanya sejak kecil tercapai. Perjalanan keliling gratis.
Atas dasar pengalaman itu, sejak tahun 2000-an, Indrajit muda mulai berkonsentrasi untuk menulis. Setiap tahun beliau dapat menghasilkan 2-3 tulisan dalam bentuk buku. Elexmedia Komputindo merupakan peserbit pertama yang mencetak bukunya. Popularitas beliau membuat penerbit lain tertarik. Penerbit Andi Yogyakarta salah satunya. Andi adalah penerbit yang didirikan pada tahun 1980 olehh Johanes Herman Gondowijoyo. Awalnya seluruh aktifitas masih terbatas dalam bidang percetakan. Perusahaan mengalami perkembangan yang pesat dan pada akhir 1980-an. Karena perkembangan perusahaan, pada tahun 1996, CV. ANDI Offset membagi bisnis unit menjadi dua, yaitu Penerbit ANDI dan Penerbit Yayasan ANDI. https://www.gudeg.net/direktori/32/penerbit-cv.-andi-offset.html
Lalu bagaimana Indrajit sampai kepada gagasan untuk menulis bersama guru-guru? Ini bermula dari keresahan Ardiansyah, seorang kenalan dan sahabat Pak Indrajit, atas dominasi Microsoft atas produk software yang tak terjangkau. Padahal Ardiansyah dan beberapa temannya memiliki keahlian software open source. Mulai dari titik ini semua anak-anak muda itu masing-masing menulis tentang software sesuai dengan keahliannya. Pak Indrajit mengumpulkan tulisan itu dan melakukan editing. Beliau kemudian meminta sebuah perusahaan untuk menerbitkan dan mempublikasikan tulisan tersebut menjadi sebuah buku.
Pak Indrajit terus meningkatkan pemahamannya dalam penerbitan sebuah buku dengan belajar dari berbagai penerbit. Pada saat yang sama, sang Ayah juga memiliki minat yang besar dalam dunia kepenulisan. Hal ini menjadi penyulut semangat Pak Indrajit dalam menulis, menerbitkan, dan mempublikasikan barang-barang literasi itu.
Pada akhirnya pertemuan BM 23-24 tiba pada sesi tanya jawab. Sejumlah pertanyaan dari peserta muncul. Ada dua pertanyaan menarik bagi saya malam ini, Pertama, cara menumbuhkan keinginan dan meningkatkan kemampuan menulis pada siswa. Ke dua, cara meyakinkan guru yang terlibat dalam menulis sampai menghasilkan sebuah buku.
Pak Indrajit menjawab ke dua pertanyaan itu dengan sederhana. Pertanyaan pertama dengan mengajak siswa menulis tentang apa yang mereka sukai bukan apa yang kita sukai. Sedangkan pertanyaan ke dua, beliau tidak berusaha meyakinkan guru-guru tersebut. mereka hanya diberi tantangan menulis. Pak Indrajit mengembalikan semua keputusan itu kepada guru.
Senin, Hari terakhir bulan Januari 2022
Rapih dan enak dibaca
BalasHapusBahasanya ringan n enak di baca
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusNarsum, moderator, peresume semua hebat. Salam literasi.
BalasHapusmantap pak bahasanya,salam literasi
BalasHapusMantap Pak , lengkap
BalasHapusTertata sangat apiiik
BalasHapusRapi dan sangat mudah dibaca, jelas sekali, sangat menginspirasi 👍👍👍
BalasHapusMantull Bapak..Singpdi (singkat, padat, dan berisi).
BalasHapusBahasanya keren, Pak. Rapi dan sistematis.
BalasHapusSingkat padat jelas dan jadikan tulisan Anda naik pangkat sampai ke penerbit 👍👍
BalasHapusBagus penampilannya dan lengkap resume nya
BalasHapusTulisan nya sangat informatif pak. Berkat membaca nya saya jadi tau indjarid itu apa.
BalasHapusDitunggu jejak nya pak
https://yandrinovitasari.blogspot.com/2022/02/melihat-sunrise-bersama-penerbit-mayor.html