Rabu, 26 Oktober 2022
Membangun Kerja Tim
Sabtu, 22 Oktober 2022
Reuni Tidak Disengaja
Jum'at, 21 Oktober 2022, saya mengikuti kegiatan Pendampingan Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Penciptaan Lingkungan Belajar yang Kondusif P5LBK. Pesertanya terdiri dari kepala sekolah dan guru SD se-Lombok Timur. Lokasi kegiatan dilaksanakan di SD Negeri 1 Aikmel Barat.
Kegiatan mestinya dimulai pukul 08.00 tetapi lebih lambat sekitar 15 menit dari jadwal yang telah ditentukan. Hal ini karena peserta datang dari jarak yang beragam, peserta terjauh dari Lombok Utara. Mereka harus menempuh perjalanan berjam-jam.
Mungkin benar teori Sapir Whorf bahwa bahasa mempengaruhi pikiran dan tingkah laku seseorang. Perbendaharaan kata yang digunakan membentuk cara pandang dan tingkah laku seseorang atau sekelompok orang dalam kehidupan sehari-hari.
Secara berseloroh, (mungkin) dapat dihubungkan dengan kebiasaan berbahasa masyarakat Indonesia. Salah satunya penggunaan istilah "jam karet" untuk mewakili kebiasaan terlambat. Artinya, istilah ini merujuk pada waktu bahwa di Indonesia memiliki sifat elastis, sebuah metafora terhadap cara kita melihat dan mengatur waktu dalam aktivitas sehari-hari. Keberadaan istilah itu memberikan pengaruh pada perilaku masyarakat dalam menghargai waktu.
Terlepas dari cara pandang tentang waktu, satu hal yang penting bahwa setiap kegiatan yang bertujuan baik selalu secara niscaya memberikan efek positif, sekecil apapun.
Andaipun peserta tidak dapat menguasai secara maksimal inti materi kegiatan, pasti ada sisi lain yang memberikan semangat baru bagi peserta. Salah satunya, kehadiran peserta dalam kegiatan pendampingan juga menjadi ajang reuni tidak disengaja karena beberapa peserta memiliki kesamaan masa lalu, pernah menempuh studi bersama, mengajar bersama, atau faktor kesamaan lain di masa lampau.
Saya sendiri berjumpa dengan beberapa peserta yang pernah mewarnai kehidupan saya di masa silam. Mereka adalah teman-teman yang sempat singgah dalam kehidupan saya sebagai sahabat, sebagai teman bercanda, teman belajar, teman satu inang saat berada dalam fase sebagai generasi pembelajar formal. Salah satunya saya melabelinya dengan "Raja Diksi". Dia memiliki kemampuan imaginer luar biasa. Kemampuan imaginer itu kerap dituangkannya dalam puisi. Daya imaginasinya mampu menghubungkan fenomena alam dan cinta. Dia mampu menuangkan kegelisahan, kebahagiaan, dan segenap emosi dalam rangkaian diksi yang menggetarkan.
Bertemu mereka rasanya seperti napak tilas bentangan cerita lama yang tidak memudar begitu saja. Berkumpul bersama mereka saya seakan dibawa terbang sebuah mesin waktu ke masa lalu ketika berada dalam fase di mana gagasan tentang masa depan sarat dengan ketidakpastian. Dalam rentang waktu ketidakbersamaan itu peserta dipertemukan kembali dalam reuni tidak disengaja dalam sebuah kegiatan kolektif.
Banyak hal yang berubah. Perubahan fisik, cara berfikir, penampilan, sampai karir. Secara fisik ada yang mengalami pembengkakan tubuh bak karet gelang terendam minyak tanah, geraham yang tidak berfungsi secara maksimal, kepala yang mulai kehilangan mahkota, sampai kemampuan fisik melemah.
Pada sisi pikiranpun perubahan menunjukkan hal yang sama. Jika masa muda diwarnai dengan kemampuan berpikir yang masih fresh, pada fase saat ini kemampuan itu mengalami penurunan daya. Indikator itu terlihat dari obrolan yang kerap mengeluhkan tentang perubahan kebijakan yang makin akseleratif dari waktu ke waktu. Namun demikian, patut dicatat bahwa di balik kemampuan berpikir yang melemah itu ada cara berpikir yang lebih bijaksana dan dewasa. Cara memandang realitas sehari-hari lebih positif sebanding dengan pendewasaan cara berpikir.
Penampilan dan karier tidak luput dari guncangan arus perubahan. Perubahan itu tampak dari gaya berbicara, berpakaian, dan aspek kebendaan yang dimiliki. Pada sisi karier secara umum sama, masih tetap pada jalur yang sama, pendidikan. Satu dua orang hanya menempati posisi yang berbeda tetapi tatap pada jalur pendidikan dengan tugas dan fungsi yang berbeda beda.
Selong, 22 Oktober 2022
Rabu, 05 Oktober 2022
Pengimbasan IKM, Refleksi Peran Sekolah Penggerak dalam Menggerakkan Implementasi Kurikulum Merdeka
Sumber gambar (Dokpri)
Tulisan ini semacam resume hasil rapat Forum Sekolah Penggerak Kabupaten Lombok Timur pada hari Rabu, 05 Oktober 2022, di Aula Handayani Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Lombok Timur.
Rapat tersebut dihadiri Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lombok Timur, beberapa Kepala Bidang, dan Kepala sekolah penggerak jenjang sekolah dasar.
Dalam kesempatan tersebut Kepala Dinas berharap agar sekolah penggerak dapat menjadi Pioneer dalam pengimbasan IKM. Banyak kegiatan Pengimbasan yang dilaksanakan dengan melibatkan Nara sumber dari daerah lain ternyata tidak meninggalkan hasil yang diharapkan.
Fakta di atas membuat pemangku kebijakan menawarkan pendekatan lain dengan melibatkan kepala sekolah dan guru dari sekolah penggerak. Hal ini didasari oleh asumsi bahwa sekolah penggerak memiliki pengalaman dalam implementasi kurikulum merdeka.
Sekolah penggerak, harus diakui, memiliki tanggung jawab dalam menyebarkan praktek baik yang telah dilaksanakan di sekolah masing-masing. Asumsi ini cukup logis karena proses Pengimbasan memerlukan semacam rule model, contoh.
Agar pelaksanaan kegiatan Pengimbasan berjalan sesuai harapan, perencanaan dimulai dengan pemetaan tugas masing-masing sekolah. Pemetaan itu didasarkan pada materi yang berhubungan dengan kurikulum merdeka, seperti, capaian pembelajaran, tujuan dan alur pembelajaran, modul ajar, asesmen, dan proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.
Hal penting yang tidak dapat diabaikan adalah kesiapan sekolah untuk berbagi atau melakukan pengimbasan. Oleh karena itu, perlu dilakukan pembekalan kepada sekolah penggerak. Pembekalan dalam konteks ini merupakan upaya pemantapan pemahaman sekolah penggerak tentang IKM melalui kegiatan diskusi dalam rangka melahirkan persamaan persepsi tentang materi pengimbasan.
Aula Handayani, 05 Oktober 2022
Penilaian Pembelajaran; Perdebatan yang Tak Pernah Usai
Dokpri Kamis, 16 November 2022, saya menghadiri rapat Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) Kecamatan Terara, Lombok Timur. Salah satu agenda ...

-
Dua perempuan cantik memperlihatkan kesan ramah menghiasi poster pengumuman jadwal pertemuan ke-6 Pelatihan Belajar Menulis Gelombang 23-2...
-
Musik pop lawas era 80-an tanpa syair menggenapkan gerimis yang menerpa lembut kota Bandung siang ini, Kamis, 14/07/2022. Suhu dingin yang m...
-
Bagai gemerincing gelang kaki penari dalam film Bollywood, suara notifikasi pesan WA dari smartphone membangunkan saya tadi siang menjelang ...
-
Ketika flyer pertemuan ke-10 tadi sore dishare dalam WAG BM 24, Upin dan Ipin tengah minta dibelikan mobil remote oleh opah, Film animasi...
-
Malam ini kesadaran utama saya terbelah menjadi tiga bagian penting. Pertama , saya harus menyelesaikan tugas diklat Perencanaan Berbaisis D...
-
Tidak seperti kemarin, sore tadi cuaca bersahabat. Dari atas gerak maju kuda besi tua yang terguncang-guncang pada permukaan aspal yang mu...
-
Waktu terus berlalu. Bumi masih tetap melakukan kerja rotasinya untuk membuat pergantian siang dan malam. Planet paling memungkinkan untuk b...
-
Waktu sekolah telah usai. Anak-anak sudah pulang ke rumah masing-masing. Pun para guru dan pegawai. Saya sendiri masih di sekolah, terpasung...
-
Semalam saya mengikuti pertemuan virtual Opening Ceremony Kelas Menulis Gelombang 23 dan 24 di bawah asuhan orang-orang yang tidak saya kena...
-
13/07/2022, Rombongan kepala sekolah yang terdiri dari TK/paud, SD, dan SMP Kabupaten Lombok Timur bergerak menuju Jakarta dan Bandung untuk...